sinopsis film bangun lagi dong lupus

Dengan cerita yang diperkenalkan pertama kali sebagai cerpen di majalah hai pada pertengahan tahun 1980an dan selanjutnya dirilis menjadi novel dengan judul tangkaplah daku kau kujitak karangan Hilman Hariwijaya pada tahun 1986, karakter lupus kemudian tumbuh menjadi ciri ciri ikonik di kebudayaan pop remaja Indonesia pada era 90’an hingga saat ini, bersanding dengan karakter lain layaknya boy dan olga. Didalam perjalanannya, cerita petualangan lupus – yang digambarkan sebagai sosok pemuda dengan perilaku yang konyol, tengil, suka makan permen karet tetapi sosok yang taat beragama dan patuh terhadap bergabai aturan social. Dan dilanjutkan dalam jejeran novel hingga sekarang. Selain itu dengan ditayangkan ditelevisi dijadikan sebuah serial drama turut menjaga popularitas lupus melewati berbagai generasi.
Mereka yang melihat bangun lagi dong lupus untuk mengingatkan kembali kenangan-kenangan lama mereka tentang karakter lupus serta teman-temannya, dialog diisi guyonan yang menggelitik dan drama percintaan yang berjalan secara alami sepertinya akan kecewa dengan versi layar lebarnya dalam film “Bangun Lagi Donk Lupus”. Karakteristik lupus yang ditampilkan didalam film ini adalah sosok dengan karakter yang betul betul baru. Sosok yang pandai, cinta damai, fokus pada masa depan, menangis saat meminta ma, bijaksana dan tidak pernah terlibat dalam berbagai macam kekacauan yang biasa melibatkan anak-anak remaja seusia dirinya. Meskipun penampilannya tidak sekutu buku yang digambarkan di novel. Karakter Lupus di dalam film ini lebih condong sebagai karakter boy ketika remaja.
Bangun lagi dong lupus juga gagal untuk memberikan cerita yang menarik untuk penontonnya. Hilman Hariwijaya serta Benni Setiawan yang bertanggung jawab atas penulisan naskah film ini menghadirkan banyak sekali konflik untuk di sajikan didalam durasi film yang hanya 106 menit. Mengakibatkan, banyak di antara konflik tersebut yang gagal untuk dieksplorasi secara maksimal hingga selesai, dangkal. Diiringi dengan banyaknya pesan-pesan bernuansa moralitas, sosial dan nasionalisme, Jalan cerita bangun lagi dong lupus lebih layak untuk digolongkan sebagai pesan layanan penduduk dari pada sebagai sebuah film drama komedi yang komersil.
Mereka yang ingin melihat bangun lagi dong lupus untuk bereuni kembali dengan karakter Lupus yang sudah menjadi sahabat lama mereka jelas akan sangat kecewa dengan presentasi karakter baru dengan nama familiar di film ini. Selanjutnya generasi muda zaman sekarang yang melihat film lupus 2013 ini akan bertanya tanya bagaimana bisa para orang dewasa begitu mengidolakan lups ketika masih remaja. Karena film ini terlihat datar ceritanya dan terlalu dibebani dengan muatan politis dengan pesan moral yang menambah rasa bosan. Simpan saja uangmu untuk menonton film yang berkualitas.

Komentar

Postingan Populer